Tuesday, June 21, 2011

Aeosop's Fable #3 - The Wolf and The Crane





A Wolf had been gorging on an animal he had killed, when suddenly a small bone in the meat stuck in his throat and he could not swallow it. He soon felt terrible pain in his throat, and ran up and down groaning and groaning and seeking for something to relieve the pain. He tried to induce every one he met to remove the bone. ‘I would give anything,’ said he, ‘if you would take it out.’ At last the Crane agreed to try, and told the Wolf to lie on his side and open his jaws as wide as he could. Then the Crane put its long neck down the Wolf’s throat, and with its beak loosened the bone, till at last it got it out.

‘Will you kindly give me the reward you promised?’ said the Crane.

The Wolf grinned and showed his teeth and said: ‘Be content. You have put your head inside a Wolf’s mouth and taken it out again in safety; that ought to be reward enough for you.’

Gratitude and greed go not together.



Serigala dan Burung Bangau

Seekor Serigala baru saja memakan dengan rakus seekor binatang yang baru saja dibunuhnya, ketika tiba-tiba sebuah tulas kecil dalam daging menyangkut di tenggorokannya dan dia tidak bisa menelannya. Tentu saja dia merasakan tenggorokannya sangat sakit, dia berlari naik turun, merintih dan mengerah, serta mencari sesuatu untuk meredakan rasa sakitnya. Dia berusaha membujuk siapapun yang temuinya untuk mengambil tulang tersebut. “Akan kuberi apapun jika kamu mau mengambilnya,” katanya. Pada akhirnya seekor Burung Bangau setuju untuk mencoba, dan memberitahu si Serigala untuk berbaring dan membuka rahangnya selebar mungkin. Kemudian si Burung Bangau memasukkan lehernya yang panjang ke dalam tenggorokan si Serigala, dan dengan paruhnya menghancurkan tulang itu, dan mengambilnya keluar.

“Jadi kamu berbaik hati memberikan hadiah yang sudah kamu janjikan?” kata si Burung Bangau.

Si Serigala menyeringai dan memperlihatkan gigi-giginya. “Kamu seharusnya senang. Kamu baru saja memasukkan lehermu ke dalam mulut Serigala dan bisa mengeluarkannya lagi dengan selamat, itu sudah cukup menjadi hadiah buatmu.”

Rasa terima kasih dan ketamakan tidak bisa berjalan berdampingan.


No comments:

Post a Comment